I eat, I travel, I love: Last Birthday

Well.. I mean last birthday in ITB (I hope).

Okeh, gua sekarang dah hidup di dunia selama 22 tahun. Banyak cerita2 sedih yang dah gua lalui dan tentu juga lebih banyak lagi kisah menyenangkannya. Pada cerita kali ini, gua pengen berfokus pada 4 tahun gua terakhir. Empat tahun dimana gua menghabiskan waktu gua di Bandung, untuk berkuliah di ITB tentunya. Empat tahun pula, gua merasakan yang namanya ultah di Bandung. Time flies huh?

1

Tahun pertama gua di ITB, masi jadi maba culun yang mesti bangun pagi-pagi banget abis sahur buat OSKM. Gua inget banget mesti nginep di kosannya deo di daerah kebon bibit. Soalnya waktu itu belum nyari kosan dan masi tinggal di Cimahi, di rumah eyang gua. OSKM bagi gua waktu itu cukup berkesan, karena taplok gua bernama yodi pramudito IF '11 sangat menginspirasi dan akhirnya pada tahun berikutnya gua mengikuti langkah dia untuk menjadi taplok.

Oke, seperti kebanyakan maba-maba culun lainnya, tahun pertama dilalui dengan lebih banyak bermain dengan teman satu SMA dahulu. Perkenalan memang sulit bukan? Jadi pada saat itu, pada tahun pertama, kami masih sering untuk makan malam bersama serta jalan-jalan ataupun menginap di kosan gua pada akhir minggu untuk bermain dota 1. Saat itu dota 2 belum terlalu ngehits. Ujungnya, pada saat ultah gua, gua di-surprise-in sama temen SMA. Salah satu kebiasaan kami sewaktu di asrama dulu. Pengalaman yang tak kan mungkin dilupakan karena itu merupakan surprise gua pertama di Bandung.


Surprise pertama di Bandung, di dapoer bambu cisitu yang sekarang dah gonta-ganti nama. Photo by: aishanura. Full album: https://www.facebook.com/aishanuraaa/media_set?set=a.4880147328024.1073741832.1427775050&type=3

Tahun pertama, gua menjabat sebagai ketua kelas. Kenapa? Pengen aja, biar dikenal. Dengan menjadi ketua kelas, gua langsung mengingat (dan diingat) semua teman sekelas gua, sementara yang lain belum tentu akan mengingat. Yah, begitulah risiko dan keuntungan menjadi ketua kelas. Lalu berjalanlah tahun itu. Tahun dimana gua menjalaninya dengan gemilang, mendapat IP dan IPK hampir menyentuh 4. Indeks tertinggi dan tak pernah gua gapai kembali.

Pelopor foto jonas pertama kali, diikuti kelas FTI FTI yang lain

2

Tahun kedua = osjur, diklat, ngader. Segala macam bentuk kaderisasi gua rasakan di tahun ini. Seperti yang gua bilang sebelumnya, gua terinspirasi untuk menjadi taplok, oleh karena itu, gua mengikuti diklat untuk menjadi taplok dan mengorbankan waktu liburan semester gua di Bandung. Hasilnya memang sepadan, gua jadi kenal banyak orang di ITB, sementara temen-temen gua yang ga ikut diklat, ga kenal sebanyak yang gua kenal. Gua inget banget, pas tahun itu, gua nongkrong di bawah pohon rindang, selang 5 menit pasti bakal ada yang gua sapa atau setidaknya bilang "oi!" (kalo lupa namanya tapi tau mukanya).

Batalyon 10 yang kerjannya main werewolf

Hal kedua yang dilakukan mahasiswa ITB ialah melakukan osjur. Pada hakikatnya osjur ini sebenarnya hanya ingin membentuk mahasiswa-mahasiswanya saling kenal antara satu sama lain, namun dengan percepatan. Ya, tentu saja harus dipercepat, mengingat nama 157 orang bukanlah hal yang mudah, kau tahu?

Begitulah. Full album: https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10200710979630977.1073741825.1056126875&type=3

Osjur merupakan proses, dan akhir dari sebuah proses adalah hasil. Hasil dari osjur tersebut ialah gua akhirnya dilantik menjadi massa MTI (klik). Tak berhenti sampai di situ, masa-masa awal setelah gua dilantik, gua direkrut menjadi timses cakahim, pitra syahirul, bareng sama eca, petra, ino, meiggy, widia, dan mirran yang angkatan 2012nya. Entah mengapa gua direkrut, tapi nampaknya karena gua cukup sering vokal pada saat osjur dahulu. Padahal setelah gua direkrut, kerjaan gua di timses: ga ada. Gua gabut. Gua dateng sih, ke rumahnya ka ifi di daerah dago pakar, cuma gua berasa ga bantuin apa-apa. Paling cuma nyumbangin semangat saja dengan datang ke rumah ka ifi. Untungnya menang jadi kahim, kalo ga menang kan ga enak juga haha

Yoi. Full album: https://www.facebook.com/spectronz/media_set?set=a.10201752483267917.1073741833.1056126875&type=3

Ngader. Tahun kedua walopun gua diosjur, gua juga ngader angkatan bawah, yoi ga sih? Bukan sebagai pelampiasan ko, kami ga segalak pas gua dikader angkatan atas gua dulu. DECIDE. Kaderisasi Calon INFINITY Dance Crew. Gua jadi korlap dengan ketua DECIDE si kekel dan danlap yang bisa gua andalkan zaky. Gua cinta INFINITY, tapi sebegimanapun cinta, pasti tetep bakal ada sakit hatinya, iya kan? Full story click. Intinya, akhirnya angkatan 2013 dilantik jadi massa INFINITY setelah drama-drama tersebut.

Uhuy!

Oke, tahun kedua gua di ITB gua kalah pamor sama irul yang kebetulan tanggal lahirnya sama kayak gua 27 Maret, cuma dia lebih tua setaun. Jadi histeria lebih mengarah kepada kahim tentu saja, daripada gua yang ga ada apa-apanya di himpunan. Walaupun begitu, gua tetap bersifat layaknya mahasiswa-mahasiswa ITB secara umumnya klik.

3

Tahun ketiga di ITB. Kerjaan gua jalan-jalan, mulai dari Bali, Kediri, naik gunung papandayan, semeru, main ke pantai di Bangka sama Belitung, dan mencicipi pempek asli di Palembang. Oia, tak lupa juga, ke pantai carita di Cilegon, curi-curi liburan waktu pas kerja praktik. Itu semua gua lakukan di tahun ketiga.

Selain jalan-jalan, sebenarnya gua juga mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan, contohnya seperti menjadi pendiklat mentor (iya, taplok namanya ganti menjadi mentor), kemudian menjadi kadiv perizinan OHU, dan menjabat sebagai Chief Department of Value Creation di INFINITY.

Setiap momen di tingkat 3 sama-sama tak terlupakannya, menurut gua susah untuk dibilang satu momen merupakan momen yang lebih berarti daripada momen yang lain. Gua suka jalan-jalan, tapi gua juga suka berorganisasi, jadi ya susah untuk dibilang mana yang lebih gua suka. Namun, gua mengakui satu hal yang pasti, gua ga menyukai kerja praktek, bagian kerja praktek yang gua sukai ialah hanya jalan-jalan di daerah cilegon saja dan mencicipi berbagai macam kuliner khas Cilegon. Niat awal gua setelah KP sebenarnya ialah menulis ulasan tentang berbagai macam kuliner di sana, namun sampai saat ini, hasil itu nihil. Yasudah..